Indigofera Untuk Pakan Ayam

Sekitar 50 Persen penyumbang protein dalam pakan unggas berasal dari bungkil kedelai yang masih bergantung pada impor. Perlu dicari bahan potensial pengganti protein bungkil kedelai. Tiga mahasiswa IPB University, Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan yaitu Muhammad Agung Dwi Putra, Rina Sri Wulandari dan Ani Damayanti mencoba membuat ransum untuk unggas menggunakan sumber protein hijauan. Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKM-PE) 2019 yang mendapat pendanaan dari Kemenristekdikti ini memanfaatkan indigofera sebagai sumber protein dalam pakan unggas. Agung selaku ketua menjelaskan bawa ada empat kriteria bahan dapat dijadikan bahan baku pakan yaitu ketersediaan, zat anti nutrisi, harga dan kemudahan pengolahan. "Kita temukan bahan baku potensial yaitu indigofera. Indigofera memenuhi keempat kriteria tersebut. Selain kadar proteinnya yang tinggi, tanaman ini sudah banyak dibudidayakan, kadar antinutrisi indigofera sangat kecil dibandingkan hijauan lain, harganya sekitar Rp 4 ribu per kilogram dan pengolahannya cukup dikeringkan. Karena itu indigofera dipilih sebagai pensubstitusi protein bungkil kedelai,” ujarnya.Namun pada indigofera terdapat kendala yaitu tingginya serat yang membuat sulit dicerna oleh unggas. Hal ini menjadi tantangan bagi tim yang dibimbing oleh Dr Ir Muhammad Ridla ini. Untuk mengatasi ini Agung dan tim menambahkan beberapa enzim dalam ransum untuk meningkatkan kecernaan pakannya. "Untuk meningkatkan kecernaan kita coba tambahkan tiga macam enzim pada ransum ini.  Enzimnya yaitu protease, phytase dan Non Starch Polysaccharide (NSP).  Setelah diuji coba ditemukan bahwa kecernaan ransum bungkil kedelai masih terbaik. Pada ransum berbasis indigofera tanpa penambahan enzim kecernaannya sedikit turun. Namun setelah diberikan enzim ternyata mampu meningkatkan kecernaan ransum berbasis indigofera. "Ketiga enzim ini meningkatkan kecernaan dengan nilai yang berbeda karena keefektifan tiga enzim tersebut juga berbeda. Dari ketiga enzim, NSP yang paling efektif diberikan pada ransum berbasis indigofera berdasarkan nilai kecernaannya,” tuturnya.Enzim yang diberikan dalam bentuk serbuk dicampurkan ke dalam ransum ayam. Umumnya bahan ransum yang tinggi serat membuat unggas makan sedikit, cepat kenyang namun kebutuhan nutrisi belum tercukupi. "Dengan adanya enzim ini ternyata mampu meningkatkan konsumsi ransum. Selain itu enzim mampu mempertahankan zat makanan dalam tubuh untuk dicerna sehingga tidak ikut terbuang menjadi kotoran,” jelasnya. Tim peneliti ini menyimpulkan bahwa indigofera dapat mensubstitusi protein dari bungkil kedelai sehingga mampu menurunkan jumlah pemakaian bungkil kedelai pada ransum. "Namun saran dari kami untuk tetap menggunakan enzim untuk meningkatkan kecernaannya, karena penggunaan enzim mampu meningkatkan efisiensi penggunaan nutrien,” tandasnya (ipb.ac.id)

"Pemanfaatan indigofera lantaran ia melihat tanaman itu memiliki kandungan nutrisi cukup baik"

BOGOR - Ada berbagai jenis tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Salah satunya indigofera, pakan hijauan untuk ternak dari jenis kacang-kacangan (leguminosa).

Seperti yang dilakukan pemilik Garden of Prospective Agriculture, Rana Wijaya. Ia mulai memanfaatkan indigofera dari hasil pertanian untuk peternakan sejak akhir 2020.

Baca Juga: Pakan Pembuat Bebek Cepat Bertelur

Pemanfaatan indigofera lantaran ia melihat tanaman itu memiliki kandungan nutrisi cukup baik, terutama protein yang tinggi untuk ayam Kampung Unggulan Balitbangtan (KUB).

"Indigofera ini di zaman dulu digunakan untuk pewarna alami batik, tapi penelitian terbaru itu melihat potensi sumber protein untuk ternak kambing, sapi, juga domba. Nah, itu sudah umum, sekarang kita coba di sini ke ayam," kata Rana kepada jagadtani.id, baru-baru ini.

Selain mengandung protein sampai 27 persen, lanjut dia, indigofera juga memiliki kandungan lain yang sangat baik sebagai suplemen alami untuk ayam KUB.

Baca Juga: Menghasilkan Untung dari Ayam Kampung

"Daun indigofera lebih muda, semakin bagus. Jadi kita pakai untuk pakan tambahan ayam. Baik untuk tambahan protein, mineral, vitamin, fosfor dan lainnya," urainya.

Sejauh ini, imbuh Rana, sejak ayam diberikan indigofera dari umur satu minggu hingga sekarang menginjak delapan minggu, pertumbuhannya normal dan sehat bahkan lebih energik.

Indigofera itu diberikan dengan komposisi perbandingan 10 persen. Sedangkan dedak 60 persen dan pelet 30 persen. Sebelum diberikan diolah dengan cara difermentasi selama 24 atau 48 jam.

Ayam dapat diberikan pakan tersebut dua kali sehari, pagi dan sore. Sementara di siang hari, Rana biasa memberikan ayam dalam bentuk daun segar hasil petik langsung dari kebun.

Baca Juga: Menyeleksi Telur Ayam siap Ditetaskan

Tamanan indigofera dapat dipanen saat berumur empat bulan setelah masa tanam. Baiknya, kata Rana, pemetikan daun muda menyisakan empat sampai lima tangkai dari ujung pucuk.

"Pemberian pakan harian ini hitungan kita konsentrasi di angka 10 persen. Kalau banyak serat kasar dan sebagainya kurang baik, berpengaruh terhadap gangguan pertumbuhan ayam," jelasnya.

Rana mengatakan saat ini dengan penggunaan indigofera setidaknya dapat menghemat biaya pengeluaran pakan pabrik untuk ayam kurang lebih Rp.4.000 per kilogramnya.

Baca Juga: Fakta Penting dari Ayam Petelur

Selain kepada ratusan ayam KUB, ia awalnya menfaatkan indigofera sebagai pakan tambahan ikan nila yang dibudidayakan di area kebunnya, di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat

Jangkrik merupakan serangga yang memiliki banyak manfaat, seperti untuk makanan burung, digoreng, ataupun diadu. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang membudidayakannya untuk dijual. Namun dalam memelihara jangkrik, Anda wajib mengetahui pakan jangkrik yang efektif menunjang perkembangannya.

Di beberapa daerah, jangkrik justru digunakan sebagai hewan aduan. Faktor utama yang menentukan jangkrik aduan menang adalah kekuatan otot dan keindahan suaranya. Oleh sebab itu, jangkrik aduan harus diberikan makanan yang mengandung protein tinggi untuk meningkatkan staminanya. Berikut beberapa jenis makanan yang cocok untuk jangkrik aduan.

Sama seperti manusia yang membutuhkan jamu, jangkrik yang hendak diadu juga harus rajin diberikan ramuan yang bisa dibeli atau dibuat sendiri. Beberapa makanan berupa ramuan yang ampuh meningkatkan stamina jangkrik di antaranya :

Jika kebetulan memelihara burung, maka poer yang biasa diberikan pada burung bisa menjadi makanan jangkrik. Selain sebagai makanan jangkrik aduan, poer juga  bisa menjadi alternatif pakan jangkrik agar cepat besar. Hal ini disebabkan karena kandungan protein dan karbohidrat yang sangat tinggi di dalamnya sehingga jangkrik lebih bertenaga dan cepat berkembang.

Kandungan protein pada ikan laut juga sangat tinggi dibandingkan dengan protein yang ada di darat. Selain protein, ikan laut juga dilengkapi dengan mineral yang bisa melengkapi gizi jangkrik aduan. Jadi, pemelihara jangkrik bisa membeli bubuk ikan laut untuk diberikan kepada jangkrik yang sudah dewasa.

Selain makanan alami dan ramuan, jangkrik juga bisa diberi makanan instan berupa sadek yang dijual pada toko hewan. Biasanya sadek yang dijual di toko sudah dilengkapi dengan nutrisi penambah stamina dan doping untuk memperkuat otot dan gigi jangkrik.

Pakan Jangkrik yang Bagus

Secara umum, makanan jangkrik yang bagus adalah yang memiliki kandungan nutrisi lengkap. Mulai dari protein, vitamin, hingga karbohidrat. Oleh sebab itu, makanan jangkrik juga harus berganti menu setiap harinya. Berikut beberapa menu makanan jangkrik yang bagus dan menyehatkan.

Ada banyak makanan jangkrik yang bisa menjadi sumber vitamin. Biasanya sumber vitamin yang paling disukai jangkrik adalah sayuran hijau. Tetapi Anda tetap bisa memberikan buah dan sayur sebagai makanan selingan yang bergizi seperti berikut :

Karbohidrat biasanya menjadi makanan pokok yang bisa diberikan kepada jangkrik setiap hari sekali. Sumber karbohidrat yang baik untuk jangkrik sama dengan makanan manusia yaitu :

Sumber protein sangat baik dalam menunjang stamina dan tingkat keaktifan jangkrik. Semakin banyak asupan protein dalam tubuh jangkrik, maka semakin sering dan nyaring jangkrik tersebut berbunyi. Ada banyak sumber protein yang bisa diberikan pada jangkrik peliharaan, di antaranya :

Walaupun sudah ada pakan jangkrik instan yang dijual di toko-toko, namun demi menghemat pengeluaran Anda juga bisa memberikan makanan dari bahan yang mudah ditemui di alam. Sebagian besar makanan jangkrik yang berasal dari alam didominasi oleh sumber vitamin dan karbohidrat, yaitu :

Baca juga: Manfaat daun kelor untuk membasmi Kolesterol berlebihan

Selain yang telah disebutkan sebelumnya, masih banyak makanan jangkrik yang bisa ditemui di toko. Jika tidak sempat mengolah atau mencari pakan jangkrik, beberapa pakan instan berikut bisa diberikan pada jangkrik.

Sesuai namanya, makanan ini mengandung banyak vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan jangkrik. Dengan memberikannya secara rutin, jangkrik akan terbebas dari stres akibat berada dalam kandang. Selain itu, bubuk ini juga bisa menjadi media pemberian nutrisi burung yang masuk melalui tubuh jangkrik.

Jangkrik Vit Suplemen Powder

Makanan ini biasanya diberikan pada jangkrik yang akan dimanfaatkan sebagai makanan burung kicau. Manfaatnya dikenal mampu membersihkan racun pada jangkrik dan membuatnya cepat berkembang biak.

Oxibreeding merupakan makanan racikan yang sudah di olah. Di dalamnya banyak mengandung nutrisi yang bisa membuat jangkriklebih produktif, segar, dan bebas cacat saat dipelihara.

Mudahnya mencari pakan jangkrik bisa menjadi bahan pertimbangan untuk membudidayakannya, mengingat hewan ini banyak dibutuhkan pemelihara burung. Terlebih jika telaten dalam membuat ramuan sendiri sebagai makanan jangkrik. Maka keuntungan yang besar akan diperoleh karena mengolah ramuan sendiri bisa memperkecil modal.